Minggu, 16 April 2017

Contoh soal dan jawaban Biaya Modal

CONTOH SOAL DAN JAWABAN BIAYA MODAL

PT Marcel  membutuhkan modal yang akan digunakan dalam pendanaan investasinya sebesar Rp. 2.000.000.000,- yang terdiri atas beberapa sumber dana. Berikut ini jumlah dari masing-masing sumber pendanaan tersebut:
1.    Hutang Obligasi:
Jumlah pendanaan sebesar Rp. 500.000.000,-, dengan nilai nominal Rp. 500.000 per lembar. Bunga yang ditawarkan sebesar 20% per tahun dan jangka waktu obligasi 5 tahun. Harga jual obligasi Rp. 462.500,- per lembar dan tingkat pajak 30%.
2.    Saham Preferen:
Besarnya pendanaan saham preferen adalah Rp. 400.000.000,-. Harga jual saham preferen sebesar Rp. 31.250,- setiap lembar dengan dividen sebesar Rp. 4.500,- per lembar.
3.    Saham Biasa:
Jumlah pendanaan dari modal saham biasa sebesar Rp. 1.100.000.000,-. Harga jual saham     Rp. 22.500,- dengan dividen sebesar Rp. 3.125,- setiap lembar dengan pertumbuhan 5%.
Dari informasi di atas hitunglah:
1.   Biaya modal secara individual
2.   Biaya modal keseluruhan
Penyelesaiannya:
1. Biaya modal secara individual:
1).   Biaya modal hutang obligasi
I    = Rp. 500.000 x 20%
     = Rp. 100.000,-
sehingga:
kd = I+(N-Nb)/n
       (Nb+N)/2
kd                  = biaya modal hutang obligasi
           I               = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
  N               = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
  Nb             = Nilai bersih penjualan obligasi
  n               = Umur obligasi
jadi

kd = 100.000 + (500.000 - 462.500)/5

        (462.500 + 500.000)/2
kd =  107.500 ® kd = 22,34%
        481.250
l;
Selanjutnya ka disesuaikan dengan tingkat pajak sehingga :
ki = kd (1 – t)
kihy = 22,34% (1 - 0,30)
ki = 22,34% (0,70) =15,64%
2).   Biaya modal saham preferen
kp = Dp / PO
       kp      = Biaya saham preferen
       Dp      = Dividen saham preferen
       PO     = Harga saham preferen saat penjualan
kp = 4.500 / 31.250
kp = 0.144 =14,40%
c. Biaya modal saham biasa  
ke = (Dl / PO) + g
ke           = biaya modal saham biasa
Di           = dividen
P0              = harga penjualan saham saat ini
g             = Grow/ pertumbuhan
ke = (3.125 / 22.500) + 5%
ke = 0,1389 + 0,05% = 0,1889% = 18,89%
2. Biaya modal keseluruhan (weighted average cost of capital, WACC)
Biaya modal keseluruhan dengan menghitung besarnya WACC, sebagai berikut:
Sumber Dana
(1)
Jumlah Dana (Rp)
(2)
Proporsi
(3)
Biaya Modal
(4)
Biaya Tertimbang
(5) = (3)x(4)
Obligasi
500.000.000
25%
15,64%
3,91%
Saham Preferen
400.000.000
20%
14,40%
2,88%
Saham Biasa
1.100.000.000
55%
18,89%
10,39%
JUMLAH
2.000.000.000
17,18%
Jadi biaya modal keseluruhan atau biaya modal rata-ratanya adalah 17,18%

2. Keuntungan dan Kelemahan merger, akusisi dan likuidasi Keuntungan Merger Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641) Kekurangan Merger Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642) Keuntungan Akuisisi Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut: a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm. b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan. c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover). d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644). Kekurangan Akuisisi Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut : a.Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi. b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger. c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643) Keuntungan Likuidasi Kelebihan dari likuidasi adalah Keuntungan/kerugian pada saat Likudasi adalah tanggungjawab bersama seluruh anggota persekutuan komandiiter, termasuk hutang-hutang perusahaan kecuali untuk persero komanditer hanya menggung sebatas modal yang di setornya. Kekurangan Likuidasi Nilai Aset Perusahaan pada saat Likuidasi akan turun Menyebabkan adanya biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat proses likuidasi yang akan menambah beban perusahaan.


          KESEIMBANGAN UMUM DAN EKONOMI KESEJAHTERAAN


Keseimbangan Umum Antar Pasar
            Saudara mahasiswa, keseimbangan pada satu pasar, misalnya di pasar output komoditi A, merupakan keseimbangan parsial dan menjadi bagian dari keseimbangan umum seluruh perekonomian. Analisis keseimbangan umum merupakan analisis sistem harga secara keseluruhan. Gambaran analisis keseimbangan mula-mula berasal dari perubahan di suatu pasar yang akan berdampak pada perubahan pasar-pasar lain yang berhubungan. Selanjutnya dengan mengggunakan model sederhana dua industri dan dua input (faktor produksi), disajikan hubungan antar pasar dengan menggunakan analisis ekonomi mikro secara grafis. (Lihat Modul Pengantar Ekonomi Mikro gambar 9.1)
            Mula-mula perekonomian sudah berada pada keseimbangan umum dimana semua pasar baik pasar output maupun pasar input telah mencapai keseimbangan. Misalkan, ketika tejadi kenaikan permintaan tekstil. Akibatnya harga tekstil naik, perusahaan tekstil menaikkan produksi dan selanjutnya menaikkan permintaan turunan atas faktor-faktor produksi (input yang digunakan)sehingga harga input naik. Hubungan antaar harga output dan harga input tercermin pada permintaan input. Dalam jangka menengah dan jangka panjang harga input ynag tinggi akan menarik perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut untuk masuk. Industri-industri lain terpaksa menaikkan tingkat upah untuk bisa bertahan, akibatnya tingkat keuntungan turun. Sedangkan pendapatan pada industri tekstil akan naik, akibat kenaikan permintaan tekstil. Dengan kenaikan pendapatan ini, mereka akan menambah permintaan barang-barang kebutuhan hidup lebih banyak.
            Akibat yang ditimbulkan dari perubahan harga pada industri tekstil akan berlanjut hampir tanpa batas karena adanya keterkaitan harga baik yang kelihatan maupun tidak. Jadi setiap perubahan permintaan dan penawaran akibat perubahan, misalnya perubahan teknologi, SDM, peraturan pemerintah, pajak, subsidi akan menimbulkan reaksi ekonomis secara berantai dan kompleks.
           
Ekonomi Kesejahteraan dan Mekanisme Harga
            Dalam memenuhi kepentingan sebagai konsumen atau produsen, sistem harga menjamin tercapainya efisiensi maksimum penggunaan sumber daya ekonomi yang langka. Upaya pencapaian kesejahteraan ekonomi masyarakat yang optimal disebut dengan Ekonomi kesejahteraan.
            Bila semua syarat dipenuhi, situasi keseimbangan umum dengan mekanisme sistem harga persaingan dapat mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal. Bila keadaan menyimpang maka secara keseluruhan kesejahreaan masyarakat berkurang (kurang dari optimal). Keadaan optimal pareto yaitu keadaan dimana setiap perubahan atas keadaan yang ada mengakibatkan keadaan beberapa anggota masyarakat lebih baik tetapi mengakibatkan keadaan yang lain menjadi lebih buruk. Jadi tidak dapat membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik tanpa membuat keadaan yang lain lebih buruk. Gambar dibawah menunjukkan batas kemungkinan nilai guna dari individu A  (UA) dan individu B (UB). Pergerakan dari tiitk D ke titik E menunjukkan redistribusi berupa kenaikan nilai guna yang diperoleh oleh individu A dan penurunan nilai guna yang diperoleh individu B dari bundel yang dikonsumsi. Titik-titik di sepanjang garis batas kemungkinan nilai guna menggambarkan pencapaian efisiensi alokatif. Pada titik C masyarakat belum mencapai tingkat nilai guna maksimum. Sedangkan erpindahan dari titik C ke titik D menunjukkan perbaikan keadaan kesejahteraan (nilai guna) yang diperoleh individu A dan B. Dalam jangka panjang semakin banyak barang konsumsi yang diproduksi dan tersedia maka kurva batas kemungkinan niali guna akan bergeser ke kanan (UF1).

                            UA
Nilai guna kepuasan   
individu A
                                                                 * F
                                                   * E
                                                                        
                                             * C       * D

                                                                         UF0       UF1
                                                                                          UB
                                                                                 Nilai guna kepuasan individu B 
                                    Kurva Batas Kemungkinan Nilai Guna: Efisiensi Alokatif


Surplus Konsumen
            Pengeluaran total seseorang atas suatu komoditi sebesar kuantitas yang dikonsumsi dikali dengan harganya. Surplus konsumen merupakan selisih antara nilai yang dibayar konsumen (nilai pasar) dengan manfaat total yang diperoleh konsumen. Konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang akan mengikuti hukum nilai guna yang menurun, yaitu satuan yang dikonsumsi lebih dahulu akan memberikan kepuasan (manfaat) per satuan yang lebih besar daripada unit yang dikonsumsi berikutnya. Bila transaksi pembelian tak lagi memberikan manfaat kepuasan kepada konsumen, ia akan berhenti mengkonsumsi.
            Surplus konsumen total merupakan area di bawah kurva permintaan individu tetapi diatas garis horisontal harga yaitu sebesar BPEE. Konsep surplus konsumen digunakan untuk memutuskan sejauh mana suatu barang harus diproduksi atau dibangun agar diperoleh manfaat total maksimum bagi masyarakat keseluruhan.  
                    P
                 
                  B                                S

    
                                      E
                 PE
                                                             D
             

                                     QE                    Q
                        Surplus Konsumen


Surplus Produsen
            Dalam jangka pendek berlaku hukum penambahan hasil yang semakin berkurang maka biaya produksi rata-rata atau biaya marjinal dalam memproduksi suatu barang akan selalu naik dengan makin banyaknya output yang diproduksi. Dalam jangka panjang input-input yang lebih baik dan lebih produktif digunakan lebih dahulu untuk memproduksi output dengan biaya lebih rendah sedangkan input yang kurang produktif digunakan berikutnya dengan biaya lebih tinggi. Dengan demikian akan diperoleh kurva biaya marjinal yang menanjak naik dan juga merupakan kurva penawaran dalam pasar persaingan murni.
Bila produsen menjual pada harga sama dengan biaya marjinal maka produsen memperoleh keuntungan normal. Harga jual diatas biaya marjinal disebut dengan surplus produsen (rente ekonomi). Saat keseimbangan, produsen menjual pada harga keseimbangan PE dan kuantitas keseimbangan QE. Produsen akan memperoleh surplus produsen sebesar AEPE karena dengan menjual sampai kuantitas sebesar QE, produsen dapat menjual pada tingkat harga di atas biaya marjinal.
                  P
                                                    S

    

                 PE
                                                             D
                   A 

                                     QE                    Q
                        Surplus Produsen

            Surplus ekonomi diperoleh dari penjumlahan area segitiga surplus konsumen dan surplus produsen. Surplus ekonomi akan mencapai maksimal bila output yang diproduksi dan dijual pada tingkat output dan harga keseimbangan. Pada tingkat ini perekonomian berada pada tingkat alokasi optimum. Bila output diproduksi dan dijual tidak pada tingkat keseimbangan maka perekonomian tidak berada pada tingkat alokasi sumberdaya optimum dan masyarakat mengalami kerugian (deadweight loss). Misalkan output diproduksi dan dijual sebesar P1 maka surplus ekonomi yang diperoleh tidak mencapai maksimum dibandingkan dengan harga dan kuantitas keseimbangan, PE dan QE. Kerugian (deadweight loss) dialami sebesar AEC. Kerugian ini bias dihilangkan dengan menaikkan produksi output menjadi sebesar QE. Hal ini karena pada output tambahan yang bisa diproduksi sebesar Q1QE, biaya marjinal menjadi lebih rendah dibandingkan kesediaan konsumen untuk membayar.   








             
                  P
                                                    S

                 P1             C 
                                     E
                 PE
                                                             D
                               A

                            Q1     QE                    Q
                        Kerugian (deadweight loss)

Kegagalan Pasar
            Kegagalan pasar terjadi karena ada beberapa syarat optimum pareto tidak tercapai dan menyebabkan sistem pasar tidak mengalokasikan sumberdaya secara paling efisien.  Oleh karena itu diperlukan campur tangan pemerintah dalam berbagai bentuk untuk mengoreksi. Namun, inipun menimbulkan kegagalan birorasi dan menghasilkan inefisiensi ekonomi.
Unsur kegagalan pasar yaitu persaingan tidak sempurna, eksternalitas dan barang publik. Persaingan sempurna yaitu kondisi dimana masing-masing pelaku pasar tidak mempunyai pengaruh individu atas harga pasar. Namun, bila salah satu dari mereka dapat mempengaruhi pasar maka terdapat unsur persaingan tidak sempurna. Perekonomian dikatakan efisien bila berada di sepanjang Kurva Batas Kemungkinan Produksi. Bila ada ketidaksempurnaan pasar, maka output masyarakat bergerak ke sebelah dalam Kurva Batas Kemungkinan Produksi. Hal ini terjadi misalnya karena unsur ketidaksempurnaan pasar berupa perusahaan monopoli.
Eksternalitas terjadi bila aktivitas produsen atau rumah tangga menimbulkan biaya atau manfaat kepada pihak lain tanpa mereka menerima pembayaran atau membayar biaya yang sesuai. Eksternalitas menyebabkan sistem pasar gagal mencakup semua manfaat dan biaya yang berhubungan dengan produksi atau konsumsi barang atau jasa tertentu. Eksternalitas dapat bersifat positif dan negatif. Eksternalitas positif terjadi bila masyarakat memperoleh manfaat atas penemuan suatu produk yang tidak dilakukannya. Contoh eksternalitas positif yaitu manfaat yang diperoleh masyarakat karena ada program perbaikan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat  dalam penyakit malaria. Sedangkan contoh eksternalitas negatif yaitu kasus pencemaran udara dimana sebuah pabrik mengeluarkan asap atau debu yang mengganggu kesehatan tau ketentraman masyarakat sekitar. Pabrik ini tidak membayar biaya atas kerugian masyarakat di sekitarnya.
Kegagalan pasar yang ketiga yaitu barang publik merupakan kegiatan ekonomi yang memberi manfaat kepada masyarakat yang pelakasanaannya tidak dapat diserahkan kepada perusahaan swasta melainkan pemerintah. Contoh pembuatan jalan raya, pertahanan dan keamanan.


Selamat Belajar

Rabu, 12 April 2017

Tugas Hukum Pajak

Nama : Dominikus Kapitan
NIM   : 622845766


Soal :
                Sebagai suatu fenomena yang ada di masyarakat, Pajak didekati dari berbagai segi, pendekatan dari berbagai segi yang berbeda-beda ini memberikan corak tertentu terhadap pajak. Jelaskan pendekatan pajak dari segi :
a. Hukum
b. Ekonomi
c. Sosiologi
d. finansial
e. pembangunan
f. politik

Jawaban :
a. Pendekatan dari segi Hukum
    Ini menitik beratkan pada perikatan (verbintenis), hak dan kewajiban wajib pajak, subjek pajak dalam hubungannya dengan subjek hukum. Hak penguasa untuk mengenakan pajak. Timbulnya utang pajak , hapusnya utang pajak, penagihan pajak dengan paksa, sanksi andministratif maupun sanksi pidana, penyidikan, pembukuan, soal keberatan, meminta banding, ordonasi kepatuhan, hingga daluwarsa. Peraturan – peraturan yang menjadi dasar hal-hal tersebut di atas, dinilai dan dikaji sejauh mana peraturan itu mempunyai kekuatan hukum atau memberi kepastian hukum.
b. Pendekatan dari segi Ekonomi
     Pajak-pajak akan dinilai dalam fungsinya dan dikaji dampaknya terhadap masyarakat, Penghasilan seseorang, pola konsumsi, harga pokok, permintaan, dan penawaran.
c.  Pendekatan dari Segi Sosiologi
     Meninjau pajak-pajak dari segi masyarakat, apa akibatnya pungutan pajak terhadap masyarakat dan apa hasil yang diberikan kepada masyarakat, sehingga pajak tidak hanya sekedar membiayai pengeluaran rutin pemerintah tetapi sangat diharapkan untuk membiayai pembangunan.
d. Pendekatan dari segi Finansial
     Pajak menekankan pada seberapa besar hasil pemasukan pajak bagi keuangan negara. Sebagai sebuah sumber pemasukkan pajak bagi keuangan negara. Sebagai sebuah sumber pemasukkan bagi kas negara, pajak mempunyai arti yang begitu penting. Jika dicermati, proporsi hasil uang pajak ini bagi keuangan negara cenderung semakin besar, sekalipun harus diakui bahwa sebenarnya ada kemungkinan masih ada tax loss. Jika pajak sejak adanya pembaharuan perpajakan nasional diposisikan untuk menggantikan posisi sumber pemasukan bagi anggaran negara yang bersumber dari minyak dan gas bumi maka posisi ini tampaknya lambat laun akan semakin menguat. APBN, Penerima Dalam Negeri (Penerima Rutin) terdapat pembagian ke dalam penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa pajak mempunyai arti yang sedemikian penting bagi keuangan negara. Tapi memang pajak bukan sati-satunya pemasukan bagi keuangan negara. Disamping pajak masih ada sumber pemasukan lain, misalnya yang berasal dari sumber daya alam.
e.  Pendekatan dari Segi Pembangunan
     Pajak-pajak akan dinilai dalam fungsinya dan dikaji dampaknya terhadap pembangunan. Pajak baru bermanfaat terhadap pembangunan kalau jumlah pajak  lebih besar dari pengeluaran rutin sehingga terdapat public saving yang dapat digunakan untuk pembangunan. Pajak tidak selalu berguna untuk pembangunan. Pajak baru mempunyai manfaat terhadap pembangunan, apabila pajak-pajak setelah digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin, masih ada cukup sisa yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan melalui investasi publik.




Contoh soal dan jawaban Biaya Modal

CONTOH SOAL DAN JAWABAN BIAYA MODAL PT Marcel  membutuhkan modal yang akan digunakan dalam pendanaan investasinya sebesar Rp. 2.000.00...